11 October 2013

Jual Kangkung Liar Untuk Beli Kambing Kurban

Tags

PURWOREJO - Kegigihan Tumi (83), nenek warga RT 02 RW 02 Desa Jatimalang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo dalam beribadah di jalan Allah patut diacungi dua jempol. Bermodal keuletan memetik dan menjual kangkung liar, Tumi bisa menabung untuk membeli seekor kambing kurban seharga Rp 1.700.000.



Semangat Tumi menyempurnakan ibadah dengan berkurban tumbuh setahun terakhir. Awalnya, ia mendapat motivasi dari ustaz yang kerap mengisi pengajian di musala desanya. "Kalau ada kesempatan sebaiknya berkurban, itu pesan ustaz. Saya ikhlas dan kebetulan sedang tidak membutuhkan untuk hal lain," ungkapnya Jumat (11/10/2013).

Tumi mulai menyisihkan penghasilannya. Perempuan yang hidup menjanda itu memetik kangkung liar atau merumput di sungai dan sawah sekitar desanya setiap sore. Ia juga menanam sendiri kangkung di genangan sempit dekat rumahnya. Sekali berangkat Tumi membawa pulang 20 ikat kangkung atau ketika merumpun memperoleh sekarung pakan kambing.

Kangkung dijual di Pasar Gesing Purwodadi Rp 500 perikat setiap pagi. Sekarung rumput dijualnya Rp 15.000 - Rp 20.000 kepada peternak kambing. "Sehari dapat penghasilan antara Rp 5.000 - Rp 20.000," ucapnya.


Beruntung beban hidupnya sudah terkurangi karena lima anak hasil perwakinannya dengan almarhum Darmo, sudah berkeluarga. Tumi tidak pernah merepotkan anak-anaknya. Kecuali untuk makan, ia masih memasak bersama keluarga Suyatman (50), salah satu anaknya.

Setelah mengumpulkan pendapatannya selama setahun, ia berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk membeli kambing milik Ahmad Soibani (54), pedagang di Desa Nampurejo Purwodadi. Tumi bahkan masih memiliki simpanan uang untuk ongkos pengiriman ternak sampai penyembelihan. "Hanya setahun sudah bisa terkumpul," ujarnya.

Suyatman menambahkan, tidak satupun kerabat yang membantu Tumi membeli kambing kurban. Uang senilai Rp 1.700.000 juta bukanlah nilai yang kecil bagi Mbah Tumi, mengingat hasil jualan kangkung atau pakan kambing itu tidak seberapa. Namun Mbah Tumi selalu menolak jika anak-anaknya hendak membantu.

Terpisah, Ahmad Soibani mengutarakan, kambing yang dibeli Tumi masih dititipkan di kandang belakang rumah hingga Idul Adha tiba. "Setengah bulan lalu ia minta tolong dicarikan kambing. Kambing senilai Rp 1,7 juta sudah termasuk bagus dan ukurannya cukup besar," tuturnya.

Ia mengaku kagum dengan semangat Tumi. Bekerja serabutan dengan hasil alakadarnya, mampu mengantarkannya untuk bisa beribadah kurban. Ibadah yang kadang orang kaya pun lupa melakukannya. "Yang harus dicontoh adalah semangat dan keikhlasannya dalam berjuang di jalan Alloh," tandasnya. 


(Jas/krjogja.com)