PURWOREJO
 - Kegigihan Tumi (83), nenek warga RT 02 RW 02 Desa Jatimalang 
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo dalam beribadah di jalan Allah 
patut diacungi dua jempol. Bermodal keuletan memetik dan menjual 
kangkung liar, Tumi bisa menabung untuk membeli seekor kambing kurban 
seharga Rp 1.700.000.
Semangat Tumi menyempurnakan ibadah dengan 
berkurban tumbuh setahun terakhir. Awalnya, ia mendapat motivasi dari 
ustaz yang kerap mengisi pengajian di musala desanya. "Kalau ada 
kesempatan sebaiknya berkurban, itu pesan ustaz. Saya ikhlas dan 
kebetulan sedang tidak membutuhkan untuk hal lain," ungkapnya Jumat (11/10/2013).
Tumi mulai menyisihkan 
penghasilannya. Perempuan yang hidup menjanda itu memetik kangkung liar 
atau merumput di sungai dan sawah sekitar desanya setiap sore. Ia juga 
menanam sendiri kangkung di genangan sempit dekat rumahnya. Sekali 
berangkat Tumi membawa pulang 20 ikat kangkung atau ketika merumpun 
memperoleh sekarung pakan kambing.
Kangkung dijual di Pasar Gesing
 Purwodadi Rp 500 perikat setiap pagi. Sekarung rumput dijualnya Rp 
15.000 - Rp 20.000 kepada peternak kambing. "Sehari dapat penghasilan 
antara Rp 5.000 - Rp 20.000," ucapnya.
Beruntung beban hidupnya 
sudah terkurangi karena lima anak hasil perwakinannya dengan almarhum 
Darmo, sudah berkeluarga. Tumi tidak pernah merepotkan anak-anaknya. 
Kecuali untuk makan, ia masih memasak bersama keluarga Suyatman (50), 
salah satu anaknya.
Setelah mengumpulkan pendapatannya selama 
setahun, ia berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk membeli kambing 
milik Ahmad Soibani (54), pedagang di Desa Nampurejo Purwodadi. Tumi 
bahkan masih memiliki simpanan uang untuk ongkos pengiriman ternak 
sampai penyembelihan. "Hanya setahun sudah bisa terkumpul," ujarnya.
Suyatman
 menambahkan, tidak satupun kerabat yang membantu Tumi membeli kambing 
kurban. Uang senilai Rp 1.700.000 juta bukanlah nilai yang kecil bagi 
Mbah Tumi, mengingat hasil jualan kangkung atau pakan kambing itu tidak 
seberapa. Namun Mbah Tumi selalu menolak jika anak-anaknya hendak 
membantu.
Terpisah, Ahmad Soibani mengutarakan, kambing yang 
dibeli Tumi masih dititipkan di kandang belakang rumah hingga Idul Adha 
tiba. "Setengah bulan lalu ia minta tolong dicarikan kambing. Kambing 
senilai Rp 1,7 juta sudah termasuk bagus dan ukurannya cukup besar," 
tuturnya.
Ia mengaku kagum dengan semangat Tumi. Bekerja serabutan
 dengan hasil alakadarnya, mampu mengantarkannya untuk bisa beribadah 
kurban. Ibadah yang kadang orang kaya pun lupa melakukannya. "Yang harus
 dicontoh adalah semangat dan keikhlasannya dalam berjuang di jalan 
Alloh," tandasnya. 
(Jas/krjogja.com)
