17 September 2016

Ini Orang Pertama yang Menghasilkan Peranakan Etawa Kaligesing, Purworejo

Tags



Tidak banyak yang mengenal nama Tarsisius Wartono, kakek berumur 110 tahun warga Dusun Somoroto Desa Tlogoguwo Kaligesing. Warga Kecamatan Kaligesing hanya mengenal dia sebagai kakek biasa yang mantan peternak.

Dia sudah tidak 'ngopeni' kambing karena usianya. Anak-anaknya yang melanjutkan usaha itu. Hanya sedikit yang tahu kisah hidup Wartono semasa muda. Dibalik sosoknya yang bersahaja, ternyata ada prestasi besar yang ditorehnya. Tarsisius Wartono mengaku kalau dirinya yang pertama kali menurunkan kambing PE di Jawa Tengah.

Kakek 12 anak, puluhan cucu dan cicit itu mengatakan, PE merupakan persilangan Kambing Etawa dengan Kambing Benggala. Awal mula persilangan itu adalah adanya bantuan dari Pemerintah Kolonial Belanda yang berpusat di Semarang. "Pemerintah Belanda sepertinya memang bertujuan mengembangkan Etawa, kambing asli India yang memang ukurannya demikian besar. Kemungkinan setelah berhasil, akan dimanfaatkan untuk memakmurkan kolonial," tuturnya.

Bantuan kambing indukan jantan itu disalurkan tahun awal dekade 40-an. Ketika itu, Wartono berumur sekitar 37 tahun dan sudah menjadi peternak Kambing Benggala. "Seluruh daerah di Jawa Tengah kabarnya dapat bantuan itu. Lalu kenapa saya yang dapat? Camat Kaligesing kala itu yang dipasrahi kambing oleh Bupati, jatuh cinta dengan perempuan Tlogoguwo, akhirnya menyerahkan Etawa kepadanya," terangnya.

Namun karena sang gadis tidak bisa memelihara kambing, maka ternak itu diserahkan kepada Wartono untuk dipelihara. Wartono mencoba mengawinkan dua jenis kambing itu dan berhasil menghasilkan keturunan.

Berbeda dengan Wartono, peternak lain di berbagai pelosok Jawa Tengah menemui kegagalan. "Mengapa? Karena mereka mencoba mengawinkan Etawa dengan kambing kacangan, tentu beda ukuran, mana mau kambingnya kawin. Meski Etawa ukurannya super, tetapi Benggala juga cukup besar," ungkapnya. (Jarot Sarwosambodo/krjogja.com)