10 July 2010

Jatimalang Paling Berbahaya

Tags


PURWOREJO - Mengantisipasi bencana tsunami, Pemkab Purworejo bekerjasama dengan lembaga swadaya dari Jerman GTZ memetakan zona bahaya daerah rawan bencana tsunami di sepanjang pesisir pantai selatan Purworejo.

"Pemetaan itu merupakan upaya cegah tangkal bencana tsunami, sekaligus early warning yang dilatarbelakangi pengalaman bencana tsunami di Aceh 2004 silam," ungkap Ketua Pokja pemetaan Edy Purwanto kemarin.

Dikatakan, Purworejo juga berada di wilayah yang dekat dengan pantai selatan yang dilewati patahan gempa. "Jika gempa bumi yang pusatnya di laut, bencana tsunami ini bisa mengancam Purworejo," jelasnya.

Ada beberapa kegiatan dalam pemetaan zona bahaya tsunami. Diawali dengan menyamakan persepsi antar-stakeholders melalui rapat koordinasi dengan melibatkan Kesbangpolinmas, Dishubkominpar, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Disnakertransos, Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Rapi, Orari, dan tim SAR.

Workshop yang difasilitasi GTZ digelar untuk meningkatkan kualitas SDM tanggap bencana. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai ikhwal bencana tsunami.

"Masyarakat kami libatkan dan akan mendapat penjelasan mana zona bahaya, zona evakuasi, bagaimana mengenali tanda-tanda tsunami, serta pola tindakan tanggap darurat apa jika bencana ini terjadi," imbuhnya.

Pemetaan zona bahaya tsunami telah dilakukan sejak awal Juni. Hasil pemetaan mendeteksi tiga kecamatan menjadi wilayah rawan jika terjadi tsunami, yakni Purwodadi, Ngombol, dan Grabag.

Secara topografi, wilayah tersebut berada di pinggir laut selatan, di Kecamatan Purwodadi ada empat desa yang lokasinya dekat tubir pantai selatan, yakni Desa Karanggedang, Gedangan, Jatikontal, dan Jatimalang.

Sementara di Kecamatan Ngombol ada tiga desa yakni Desa Pagak, Wero, dan Desa Keburuan. Sedangkan di Kecamatan Grabag meliputi Desa Ketawangrejo, Ukirsari, dan Kertojayan. "Hasil pemetaan wilayah, mulai dari perbatasan DIJ, panjangnya kurang lebih 30 kilometer," terangnya.

Dari semua wilayah tersebut, lanjut Edy, sedikitnya ada sekitar 400 hingga 500 jiwa yang tinggal di lokasi paling berbahaya. Radiusnya antara 0,5 km hingga 1 km. "Yang penduduknya paling dekat dengan laut yakni Desa Jatimalang. Setengah kilometer lepas pantai sudah dihuni penduduk," ucapnya.

Berbekal pemetaan tersebut, Pemkab akan segera membuat peta dasar dan peta bahaya yang meliputi zona I, zona II, dan zona III. Hasil pemetaan itu akan disosialisasikan kepada masyarakat sehingga bisa benar-benar memahami potensi bahaya tsunami yang ada di wilayah masing-masing. (hendri utomo/radarjogja)