01 July 2010

Review: The Twilight Saga: Eclipse (2010)


Well… Anda harus mengakui bahwa di tangan seorang David Slade (Hard Candy, 30 Days of Night) rilisan ketiga dari seri The Twilight Saga ini memang berhasil melampaui kualitas dua seri pendahulunya. The Twilight Saga: Eclipse memang masih saja berputar di sekitar kisah cinta segitiga antara Bella Swan, Edward Cullen dan Jacob Black. Namun dengan sentuhan Slade, seri ini  mampu terasa lebih hidup dengan menambahkan beberapa adegan keras, bertema seksual serta kisah yang berasal dari sudut pandang beberapa karakter lain.

Slade sepertinya sadar penuh bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan pada kisah utama film ini, dimana Bella Swan (Kristen Stewart) masih saja kebingungan untuk memilih untuk menjadi seorang vampir dan hidup selamanya dengan kekasihnya, Edward Cullen (Robert Pattinson), atau kehilangan sahabat terbaiknya yang seorang werewolf, Jacob Black (Taylor Lautner). Karenanya, Slade cenderung untuk memaksimalkan kisah-kisah karakter pendukung yang ada di sekitar ketiga karakter utama tersebut. Kisah Victoria (Bryce Dallas Howard), seorang vampir wanita yang menaruh dendam pada Edward yang telah membunuh kekasihnya, James, akhirnya dijadikan kisah pendukung utama di seri ini.

Dendam Victoria tersebut rencananya akan dibalaskan pada Bella. Untuk itu, Victoria secara diam-diam mulai menyusun strategi dan pasukan sendiri dengan merekrut banyak vampir muda. Untungnya, keluarga Cullen sadar akan rencana jahat tersebut. Bekerjasama  dengan kelompok werewolf – yang sebenarnya amat mereka benci — keluarga Cullen akhirnya bersiap untuk menghadapi kelompok vampir muda Victoria yang dibawahi oleh seorang vampir, Riley Biers (Xavier Samuel).


Setelah melalui ketiga seri filmnya, beberapa orang — kecuali para penggemar berat The Twilight Saga, tentunya — mungkin akan menyadari bahwa kesalahan terbesar serial ini adalah berasal dari Stephenie Meyer, penulis novel The Twilight Saga, yang memberikan karakterisasi yang sangat lemah pada ketiga karakter utama serialnya. Bella Swan, Edward Cullen dan Jacob Black mungkin adalah tiga karakter utama paling membosankan yang pernah ada, dan hal itu justru semakin diperparah dengan belum diselesaikannya kisah cinta yang terjalin antara mereka bertiga.

Bella Swan, yang selalu terlihat murung namun mulai sesekali terlihat lebih ceria di seri ketga ini, telah menetapkan hatinya untuk menjadi seorang vampir dan menikahi Edward Cullen. Walau begitu, Bella sepertinya sangat senang jika ada seorang pria yang secara terus menerus terobsesi pada dirinya, yang membuatnya tidak dapat secara tegas menolak cinta yang diungkapkan oleh Jacob Black padanya. Ini tentu saja membuat ketegangan antara Edward dan Jacob — yang pada suatu adegan di The Twilight Saga: Eclipse, jika tanpa kehadiran Bella, mungkin akan menjalin kisah cinta mereka sendiri layaknya Brokeback Mountain — dan membuat keduanya terus menerus saling berkonfrontasi. Adalah wajar untuk melihat pertentangan dua pria yang memperebutkan seorang wanita, namun tidak jika terus menerus diulang tanpa penyelesaian yang jelas hingga tiga seri berturut-turut!

Karakterisasi yang lemah inilah yang kemungkinan besar turut menghalangi ketiga pemerannya untuk memberikan nyawa yang berarti pada peran yang mereka mainkan. Buktinya, selain di seri The Twilight Saga, Kristen Stewart mampu mengeluarkan kemampuan aktingnya dan menjadikannya sebagai salah satu aktris muda yang paling menjanjikan untuk saat ini. Hal yang sama juga berlaku pada Robert Pattinson, yang semakin sering mengeksplorasi berbagai karakter yang lebih edgy daripada karakter Edward Cullen. Walau tidak dapat mengatakan hal yang sama tentang Taylor Lautner — perannya di Valentine’s Day membuktikan bahwa ia hanya akan digunakan oleh produser Hollywood selama ia masih dapat menjaga bentuk tubuhnya — namun yang jelas ketiga karakter utama di seri ini sepertinya memang sudah sangat tidak tertolong lagi. Sangat membosankan.

Untungnya, tidak seperti Chris Weitz di The Twilight Saga: New Moon, David Slade tidak terjebak dengan mengagung-agungkan kisah romansa antara ketiga karakter utamanya. Slade memberikan porsi yang pantas untuk kisah dari beberapa karakter pendukung yang ada di film ini, yang akan membuat penonton lebih mengenal masa lalu Rosalie (Nikki Reed) dan Jasper (Jackson Rathborne), memberikan durasi yang sedikit lebih banyak pada sahabat Bella, Jessica Stanley (Anna Kendrick), strategi Victoria untuk membalaskan dendamnya pada Edward serta sekelompok karakter baru yang berjumlah cukup banyak untuk mengalihkan perhatian dari romansa Bella-Edward-Jacob.

Slade juga tidak ragu mengeksplorasi berbagai adegan keras nan sadis serta adegan berirama seksual untuk ditampilkan di film ini. Walaupun tidak ditampilkan secara vulgar dan frontal, adegan-adegan ini mampu memberikan kesan yang lebih positif lagi tentang The Twilight Saga: Eclipse. Walau tidak spektakuler, tampilan CGI di film ini juga mampu tampil lebih baik dari apa yang ditampilkan di dua seri sebelumnya, khususnya pada penampilan para werewolf, yang membuat mereka terlihat lebih nyata keberadaannya.

Para penggemar The Twilight Saga tentu saja tidak akan melewatkan The Twilight Saga: Eclipse. Film ini masih menampilkan formula yang sama dengan apa yang telah ditampilkan di dua film sebelumnya: karakter-karakter kaku yang berbicara dengan barisan dialog yang cheesy dan kemudian diikuti dengan alunan iringan musik sendu untuk menambah kesan romantis. Semuanya masih ada. Perpindahan kursi sutradara kepada David Slade hanya memberikan sedikit perubahan dengan lebih memberikan sedikit peralihan fokus kepada karakter-karakter pendukung dan tambahan berbagai adegan yang lebih berani dari apa yang telah ditampilkan sebelumnya. Walau begitu, berbagai tambahan kecil ini setidaknya mampu memberikan kualitas tambahan pula pada serial ini. The Twilight Saga: Eclipse adalah yang terbaik dari dua seri sebelumnya. Mungkin. Namun hal itu tidak menjamin mereka yang bukan penggemar franchise ini akan dengan mudah menyukainya.
http://amiratthemovies.wordpress.com/