JOGJA - Narkoba masih menjadi musuh nomor satu generasi muda di Kota Jogja. Ini tampak dari terungkapnya 34 kasus peredaran barang haram tersebut di kota Pendidikan ini. Demi mencegah peredarannya, berbagai kegiatan memerangi narkoba dilakukan Badan Narkotika Kota (BNK) Jogja bekerja sama dengan organisasi lain.
’’Kami tak hanya fokus mengobati pecandu narkoba ini melalui pengobatan methadon di Puskesmas. Pencegahan juga menjadi prioritas utama kami memerangi peredaran narkoba kepada generasi muda,’’ tandas Sekretaris BNK Jogja M K Pontjosiwi, Kamis (24/6).
Memaksimalkan pencegahan peredaran narkoba di kalangan anak muda, BNK menggandeng berbagai lembaga yang concern terhadap ancaman narkoba ini. Lembaga-lembaga ini bakal ambil bagian pada peringatan Hari Antinarkoba Internasional (HANI) yang jatuh hari ini (26/7).
’’Berbagai kegiatan telah kami siapkan untuk membumikan perang terhadap narkoba,’’ imbuh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi ini.
Saat pencegahan, BNK menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan antisipasi. Mereka memulai dengan pengaderan gerakan antinarkotika di wilayah dan sekolah. Di antara kader tersebut yakni, Cegah Brantas Narkoba (CBN) yang tersebar di 14 kecamatan dan kader berbasis pendidikan di 33 sekolah tingkat SMA. Para kader ini mendapatkan materi masalah narkotika saat masa orientasi siswa (MOS).
Ancaman generasi muda di Jogja teracuni narkoba memang sangat besar. Ini tampak dari jumlah kasus yang terjadi selama tahun 2010 ini. Tercatat sampai dengan Mei 2010, ada 34 kasus, baik melibatkan bandar kecil dan besar yang terungkap aparat Poltabes Jogja. Ini tentu menjadi kewaspadaan bagi generasi penerus.
’’Bekal yang paling penting adalah keagamaan. Karena, agama merupakan alat paling efektif untuk menangkal semua jenis hal yang negatif,’’ kata Ari, salah seorang mantan pecandu narkoba yang kini menjadi petugas penjangkau Program Terapi Rumatan Methadon (PTRM).
Mantan pecandu narkotika jenis putaw ini menjelaskan, meski narkoba saat ini tergolong mahal, sasaran peredarannya sangat membahayakan. Terutama bagi pelajar ABG yang masih mencari jati diri. Mereka sangat mudah mengikuti ajakan teman demi bergaul.
’’Itulah yang paling penting. Persepsi mengonsumsi narkoba menjadi ciri anak muda yang gaul harus diubah,’’ ceritanya.
Kepala Bidang Bantuan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Tri Hastono menambahkan, BNK mengagendakan berbagai acara menyambut HANI. Di antaranya ekspose potensi kader di Plaza SO 1 Maret, kampanye simpatik di Mal Malioboro, Galleria, Saphir Square dan bioskop XXI.
Selain itu ada malam refleksi di Tugu, upacara HANI di Kulonprogo, dan kampanye simpatik di simpang SGM, Tungkak, Gramedia, Abu Bakar Ali, Badran, Tugu, Wirobrajan, dan Titik Nol Kilometer. ’’Kami berobsesi tahun 2015, Kota Jogja sudah bebas dari narkoba,’’ tambahnya. (eri)radarjogja