29 July 2010

Ratu YouTube Sinta & Jojo Bisa Kehilangan Privasi

INILAH.COM, Jakarta - Fenomena duo ratu You Tube Indonesia Sinta & Jojo dinilai tak akan bertahan lama. Psikolog juga mengingatkan pengunggah video di web agar hati-hati, karena mereka bisa kehilangan privasi.

Psikolog Rose Mini Adi Prianto menilai kepopuleran dua gadis cantik Sinta & Jojo tidak akan bertahan lama. “Fenomena yang lagi heboh ini akan sebentar saja selama mereka tidak melanjutkan kegiatan apapun,” katanya di Jakarta, kemarin.

Ia mengingatkan pengupload video seperti itu, agar sadar akan konsekuensinya. Karena sesuatu yang masuk ke dunia maya secara mudah bisa diakses oleh orang lain dan dilihat oleh banyak orang.

Akibatnya, pengupload video seperti itu bisa kehilangan privasi. “Nantinya mereka sendiri yang akan susah untuk membendungnya. Sudah banyak sekali contohnya, jadi harus lebih berhati-hati, karena di dunia maya menjadi tidak ada privasi,” imbuhnya.

Hal itu juga berlaku di Facebook atau Twitter meskipun hanya orang tertentu saja yang bisa mengakses. Walaupun sifatnya lebih private, tulisan yang diposting di Facebook kemungkinan masih bisa menyebar luas.

“Kalau ingin komunikasi yang private jangan ditaruh di fasilitas umum. Orang harus lebih mawas diri dan tahu mana yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri,” kata Rose Mini.

Penggiat blog Enda Nasution menilai Sinta & Jojo bisa jadi fenomenal karena teknologi memungkinkan orang memiliki jendela ke kehidupan seseorang. Selain itu pilihan lagu, penampilan tidak malu-malu membuat videonya jadi unik, dan disukai banyak orang sehingga menjadi populer.

Tapi fenomena itu bukan tanda pergeseran konten internet dari tulisan ke video saat ini sedang digemari. Video itu hanya sebagai bentuk ekspresi, karena bisa bermacam-macam apakah tulisan, foto atau video.

“Itu sah saja dan saya rasa tiap orang memiliki formatnya sendiri yang disukai. Dari salah satu blog-nya, mereka bikin video itu untuk iseng saja. Jadi tidak serta merta ke video, karena mereka tadinya ngeblog terus eksperimen ke video,” katanya.

Enda menilai video itu sukses karena You Tube merupakan jaringan yang bisa dilihat siapa saja dan tidak ada cost untuk distribusinya. “Format video menarik, karena orang sensitif terhadap gerakan dan suara atau mimik muka sehingga memiliki kekuatan yang lebih persuasif,” imbuhnya.

Meskipun internet jadi mudah untuk menyalurkan ekspresi, Psikolog Rose Mini Adi Prianto mengingatkan jangan sampai mengarah pada narsisme. “Kepingin eksis dan ingin dilihat orang banyak memang ada pada diri remaja. Menurut saya selama masih dalam batas-batas tertentu tidak apa, tapi kalau sudah mulai menjadi norak dengan mulai melepas baju dan sebagainya itu menjadi suatu hal yang tidak bagus,” ingatnya. [mdr].inilah.com