31 October 2016

Geger Nyantri

Tags


Hari santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober kemarin, membuat perubahan besar pada Geger; kawan saya yang ngefans dengan segerombolan remaja putri yang gesit nan lincah itu --JKT48.

Bagaimana tidak? Puncak peringatan hari santri itu di gelar di stadion Maguwoharjo, Sleman.
Ia didaulat untuk menjadi operator, menggawangi multimedia LED kesayangannya. Tidak tanggung-tanggung, acara tersebut digelar selama lima hari penuh, tanggal 26-30 Oktober kemarin.

Sudah barang tentu, ia bergaul dengan santriwan atau santriwati dari seluruh pelosok tanah air, yang tumplek blek di stadion yang berkelas internasional itu.

Kehidupannya yang mempunyai arus kiri pun mulai sedikit berubah. Kini, ia mengerti apa itu ta'aruf. Tentu hanya mengerti istilahnya saja, bukan pelaku ta'aruf.

Tapi, ada yang lebih pol dari itu. Bukan, bukan karena dia sudah menggondol santriwati. Adalah presiden Jokowi yang dijadwalkan akan menghadiri acara tersebut, ini adalah kesekian kalinya ia akan bertemu dengan ayah dari pemilik Markobar itu.

Takdir berkata lain, dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Mantan orang nomor satu di Solo itu batal hadir. Ia tampak masygul.

Ia tidak lantas terus larut dalam kesedihan, karena presiden junjungannya batal hadir. Ia tetep sumringah, setidaknya masih ada santriwati yang menghiasi pandangannya.

"Bajingan, santrine ayu-ayu" umpatnya.

"Woo, kandaniyok" saya menimpali.

Kekecewaannya terobati, karena acara tersebut menghadirkan band legendaris; Slank. Band yang berusia 33 tahun itu dijadwalkan tampil di dua hari terakhir di gelaran acara tersebut.

Ia semakin bungah dalam menjalankan tugasnya, mengoperasikan layar LED. Rasa lelah, lapar dan kantuk pun hilang. Karena sebelumnya, di group whatsapp ia berujar, bahwa tiga hari belum mandi dan belum tidur. Sambil mengirimkan foto ini.

Semoga, sepulang dari tugasnya di Maguwo, ia membawa pulang salah satu santriwati tersebut, dan diperkenalkan dengan ibu dan bapaknya.

Allah Karim.