Di linimasa media sosial, banyak sekali sebaran berita tentang aksi tanggal 4 November nanti. Yang sudah barang tentu, tautan berita tersebut berasal dari situsweb-situsweb yang buzzer itu. Bergemuruh.
Saya bukan pendukung Basuki, bukan pula pendukung Anis, apalagi Agus. Lha wong tiga kali pemilihan presiden saja, saya tidak pernah mencoblos. Saya lebih memilih mengendalikan seluruh konten iklan videotron di Yogya, hanya dengan sambil klekaran didepan laptop. Beres.
Seingat saya, terakhir mencoblos --memilih-- saat saya masih duduk dibangku SMA. Saat pemilihan ketua OSIS. Alih-alih saya tak enak hati, karena kandidatnya teman saya sendiri.
Dengan adanya telepon pintar. Suka tidak suka, mau tidak mau, berita ini pun menyebar secara luas. Semua orang tahu, siapa yang akan di demo pada tanggal 4 November nanti. Adalah Basuki alias Ahok.
Dari kanal berita terpercaya, aksi ini bukan demo, melainkan aksi damai. Beberapa organisasi melarang anggotanya membawa atribut organisasinya saat mengikuti aksi unjuk rasa tersebut. Begitu yang saya tangkap.
Tapi, ada yang mereka tidak tahu. Bahwa sebenarnya dalam penyebaran berita tersebut, ada campur tangan dari pihak China. Lha bagaimana tidak? Dari sekian banyak buzzer yang menyebarkan berita, mereka tidak sadar, kalau telepon genggam mereka buatan China. Lak yo blaik to su? Eh, mas.
Jadi, apakah sampeyan-sampeyan mau pasang iklan di videotron yang kami kelola? Tenang, videotron kami buatan Korea Selatan.