14 January 2010

Review Film : Avatar

James Cameron, sutradara Hollywood kondang, lagi-lagi membuktikan sentuhan emasnya. Film terbaru besutannya yang ber-genre fiksi ilmiah, Avatar, sampai artikel ini dipublikasikan total sudah meraup laba sekitar US$ 235.000.000,- (dua ratus tiga puluh lima juta yu-es dollar). Angka yang spektakuler ini diraih hanya dalam tempo kurang dari 5 hari sejak rilis perdananya di seluruh dunia. Heboh? Tentu saja. Mari kita lihat lebih jauh kekuatan apa yang diandalkan film ini untuk membuat jutaan manusia di seluruh dunia berbondong-bondong antri di loket theater.

Film Avatar mengambil setting masa depan, tepatnya di tahun 2154 di sebuah planet seukuran bumi yang bernama Pandora. Manusia bumi "menjajah" planet ini untuk menambang sumber daya alam mineral yang sangat mahal, disebut Unobtanium. Planet Pandora sendiri merupakan planet purba yang juga memiliki kehidupan seperti layaknya di bumi. Cuma ya...karena masih purba, jadi pohon-pohon di planet ini  gede-gede dan binatang-binatangnya pun juga raksasa. Bayangkan saja keadaan bumi ketika masih dihuni dinosaurus dengan hutan yang sangat lebat yang berisi tumbuhan-tumbuhan aneh dan hewan-hewan buas.

Namun demikian, planet ini juga dihuni mahluk cerdas seperti manusia yang disebut Na'vi. Mereka hidup alami layaknya manusia zaman dulu yang belum tersentuh peradaban, kerjaannya berburu (masih pake panah dan pisau) dan setengah telanjang. Kalau mau cari pembanding, kira-kira gaya hidup Na'vi mirip-mirip orang Indian di Amerika sebelum Chris Colombus mendarat, hanya saja tinggi badan Na'vi hampir 3 meter dengan postur seperti manusia (punya kaki 2, tangan 2, mata 2, punya mulut, punya hidung dll) dengan rambut yang panjang, memiliki ekor, berkulit biru dan menyembah dewa yang disebut Eywa. Pokoknya alien banget deh. Hanya saja di film ini, yang jadi aliennya adalah manusia karena settingnya kan numpang planet orang.

Lalu Avatar sendiri itu apa? Avatar adalah sebutan untuk Na'vi hibrida tanpa nyawa yang dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan manusia dengan menggabungkan DNA Na'vi original dengan DNA manusia. Nah, karena tak bernyawa, Avatar harus "dikendalikan" oleh manusia dengan perantaraan sebuah alat canggih seperti ini :



Cara pakenya gimana? Ya kita tinggal masuk di alat itu, tidur telentang, tekan tombol...udah gitu aja. Tiba-tiba kita sudah berada di dalam tubuh Avatar alias Na'vi hibrida. Avatar ini awalnya dibuat supaya manusia mudah gaul sama Na'vi asli dan supaya para ilmuwan agak lebih leluasa meneliti planet Pandora  karena makhluk di planet ini tidak menghirup oksigen seperti kita, jadi kita pake tubuh Avatar.

Ok, cukup perkenalan mengenai settingnya, sekarang kita bahas jalan ceritanya...

Film Avatar sendiri mengisahkan tentang seorang marinir cacat bernama Jake Sully yang baru mendapat tugas sebagai pengendali Avatar. Dasar apes, di hari pertamanya berdinas sebagai alien, mas Jake ini langsung ketinggalan di hutan. Salah sendiri, soalnya dia gangguin badak dan macan Pandora (yang 3 kali lipat lebih besar dari badak dan macan bumi). Dari sinilah petualangan dimulai.

Terlanjur basah, mandi sekalian. Jake Sully yang mulai diterima di salah satu desa suku Na'vi, akhirnya ditugaskan untuk masuk lebih dalam lagi guna mempelajari cara hidup mereka, terutama untuk mendapatkan informasi-informasi penting seputar tempat-tempat yang banyak menyimpan kandungan Unobtanium. Tapi lama-lama Jake Sully malah menaruh simpati terhadap makhluk Na'vi ini dan enjoy banget jadi Na'vi, karena sebagai Na'vi dia tidak cacat. Bukan hanya itu, Jake juga mulai terlibat cinta antar spesies dan kesengsem sama cewek Na'vi lokal bernama Neytiri, anak pak Kades.


Klimaks dari film ini adalah pertempuran dahsyat yang terjadi antara manusia dengan senjata-senjata dan kendaraan perang canggihnya melawan seluruh ksatria Na'vi (yang dipimpin Jake Sully) dengan menunggang kuda Pandora atau terbang dengan burung purba yang disebut Banshee. Lho, kok Jake yang notabene warga negara asing, bisa seenak udelnya memimpin seluruh pasukan Na'vi satu planet? Itu karena Jake  (sebagai Na'vi) akhirnya mampu menjinakkan seekor burung purba raksasa bernama Toruk, yang mana disebutkan bahwa hanya pernah ada  5 orang (Na'vi) yang pernah menaklukkan burung jenis tersebut dan kesemuanya adalah ksatria dan pemimpin besar. Ini membuat seluruh Na'vi percaya pada Jake dan secara resmi mengangkat dia menjadi pemimpin mereka.


Adegan pada gambar di atas mengingatkan kita pada film Robin Hood: Prince of Thieves yang dibintangi Kevin Costner. Ya, tentu saja film ini juga dibumbui dengan kisah romantis yang di dalamnya ada konflik kecemburuan khas Hollywood. Saya memang terpukau melihat dahsyatnya efek visual yang ditampilkan film ini. Benar-benar keren dan indah sekali. Tapi saya juga sempat (sedikit) ketawa geli melihat adegan-adegan yang menurut saya aneh. Salah satunya adalah pada saat Neytiri memeluk Jake (yang sedang dalam wujud manusia) di pangkuannya ketika Jake hampir saja mati karena tidak menghirup oksigen setelah bertarung hebat melawan Kolonelnya. Aneh, lucu dan geli melihat bagaimana dua makhluk yang berbeda spesies saling memandang penuh cinta.

Film Avatar mendapat sambutan luar biasa dari para kritikus film, terutama menyangkut visual efeknya yang memang keren abis. Coba simak komentar para jurnalis dan pengamat film di bawah ini:


Wendy Ide dari The Times : "Avatar" emang gile bo'! Efek 3D nya itu lho...keren banget!

Chris Hewitt dari Empire : Setelah 12 tahun Titanic berlalu, sang raja telah kembali!

Mike Goodridge dari Screen International : Edan! Film ini membawa sinematografi ke level yang lebih tinggi!

Dan masih banyak lagi pendapat para kritikus yang lain.

Blog Paling Keren ini berpendapat bahwa ide cerita Avatar kurang istimewa. Memang original, namun ide memasukkan unsur percintaan antar spesies agak ganjil di mata saya. Jangan berharap melihat akting brillian karena ini memang bukan film watak. Dari segi visual efek memang edan-edanan. Sangat memanjakan mata melihat keindahan alam planet Pandora dengan hutannya yang glow in the dark, air terjun raksasa, gunung yang mengambang di langit plus makhluk-makhluk yang luar biasa. Saya cukup terhibur dan tidak menyesal meluangkan duit dan waktu menonton film ini.

Copy from : http://andikapunya.blogspot.com/2009/12/review-film-avatar.html